Rabu, 13 Januari 2016

Panjang 142 Km, Kereta Cepat Jakarta Bandung Beroperasi 2019

Feby Dwi Sutianto - detikfinance

Panjang 142 Km, Kereta Cepat Jakarta Bandung Beroperasi 2019
 
Jakarta -Kereta cepat Jakarta-Bandung akan mulai dibangun pada 21 Januari 2016. Proses konstruksi akan memakan waktu 3 tahun. High Speed Train (HST) pertama di Indonesia ini baru beroperasi mulai di 2019.

"Commissioning (ujicoba) awal di 2019," Kata Direktur Pengembangan TOD PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwi Windarto, Rabu (13/1/2016).

Tahap awal, kereta cepat Jakarta-Bandung akan membentang sepanjang 142 kilometer (km). Kereta cepat ini menghubungkan Stasiun Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur-Stasiun Tegalluar (seberang Gede Bage) di Bandung, Jawa Barat. Kereta cepat akan melalui 4 stasiun yakni Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar.

"Kalau sampai Halim, panjangnya hanya 142 km kalau sampai Gambir bisa 150 km," jelasnya.

Dwi menjelaskan pengembangan kereta cepat di sisi Jakarta belum ada rencana disambungkan hingga Stasiun Gambir di pusat kota Jakarta. Alasannya, kondisi bangunan dan adanya fasilitas strategis di sepanjang jalur Halim-Gambir sangat menghambat pengembangan jalur layang (elevated).

Opsi yang mungkin ialah membangun jalur bawah tanah (underground), namun biaya pembangunannya sangat mahal.

"Ada beberapa perkantoran dan kedutaan akan terkena dampak. Manggarai-Cawang itu banyak ruang publik," sebutnya.

Dwi optimistis, pekerjaan konstruksi bisa selesai tepat waktu di 2019. Apalagi mitra kerja adalah China, yang dinilainya sangat cepat dan berpengalaman dalam membangun jalur kereta cepat.

Sebagai ilustrasi, pembangunan jalur kereta dengan metode konvensional bisa memakan waktu 1 minggu untuk 1 bentang (lajur) dengan panjang pekerjaan 30 meter. Dengan teknologi China, pekerjaan bisa dikerjakan 2 bentang sekaligus. Setiap 1 hari bisa menyelesaikan 30 meter rel untuk 1 bentang, sehingga totalnya 60 meter bisa diselesaikan karena jalur kereta dibangun dalam konsep double track.

"Di China bangun kereta cepat mulai 2008. Posisi sampai akhir 2015, mereka sudah bangun jalur kereta cepat 17.000 km. Itu cukup masif," tambah Dwi.

Selain itu, pembangunan prasarana seperti jalur kereta dibagi ke dalam 8 seksi paket. Paket tersebut nantinya dikerjakan secara berbarengan, sehingga bisa mempercepat masa konstruksi menjadi 3 tahun.

"Kerja bareng dalam 8 seksi. Istilahnya digeruduk," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar