HST yang pertama di Indonesia bahkan kawasan Asia Tenggara ini, akan melalui 9 kabupaten/kota di Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat. Untuk stasiun, HST rute JKT-BDG akan melalui 4 titik kedatangan/keberangkatan yakni Stasiun Halim-Stasiun Karawang-Stasiun Walini-Stasiun Tegalluar (dekat Gedebage).
Pihak pengembangan yakni konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia-China, menyebut proyek HST tak hanya sekadar membangun jaringan kereta semata. Ada banyak manfaat dari proyek kereta cepat, salah satunya bidang pariwisata.
Salah satu lokasi stasiun yakni di Walini, Bandung akan dijadikan sebagai kota baru untuk pengembangan wisata berstandar internasional. Hal ini disampaikan oleh Dubes China untuk Indonesia, Xie Feng, saat berbicang di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, seperti dikutip Rabu (20/1/2016).
"Stasiun Walini yang terletak di area perkebunan milik PTPN VIII, akan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata internasional baru," kata Xie.
Lanjut Xie, daerah Walini akan dibangun seperti pusat konferensi internasional dan properti pariwisata. Sebagai moda pendukung, Pemerintah Kota Bandung akan membangun jaringan feeder atau sarana transportasi dari atau ke ikon baru wisata ini, berupa Light Rail Transit (LRT).
Jaringan LRT akan terkoneksi dengan stasiun kereta cepat di Walini dan Tegalluar.
"Jalur kereta cepat Jakarta-Bandung juga akan mendorong perkembangan industri pariwisata dengan kuat, dengan menarik lebih banyak wisatawan berkunjung ke kota Bandung yang terkenal dengan wisata sejarahnya dan tertarik mencoba kereta cepat pertama di Asia Tenggara," sebutnya.
Selain ada manfaat dari sisi pariwisata, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan memberikan efek di sektor ekonomi seperti mendorong perkembangan industri di bidang smelter, manufaktur, infrastruktur, listrik, elektronik, pelayanan, logistik dan properti.
"Kawasan di samping stasiun dan sekitarnya akan terus berkembang dan akan menjadi koridor ekonomi Jakarta-Bandung," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar