Moda transportasi yang akan singgah di pusat pertemuan ini mulai dari Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), Kereta Rel Listrik (KRL), bus TransJakarta, dan Kereta Bandara.
"Dukuh Atas, ada pertemuan MRT, trase LRT, Trans Jakarta, kereta bandara," kata Kapuslitbang Darat dan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Sigit Irvansyah dalam acara diskusi transportasi di Balitbang, Kemenhub, Jakarta, Rabu (21/10/2015).
Dukuh Atas menjadi simpul transportasi di pusat Jakarta karena dekat dengan pusat bisnis. Apalagi, jaringan transportasi lama, seperti KRL hingga Bus TransJakarta, telah beroperasi di lokasi yang sama,
"Yang besar seperti Dukuh Atas karena kawasan komersial sudah kebentuk," ujarnya.
Selain Dukuh Atas, Kemenhub akan merancang beberapa simpul pertemuan antar moda, seperti kereta antar kereta, bus antar kereta atau bus antar bus. Umumnya, kawasan pertemuan antar moda dibangun sejalan dengan pengembangan kawasan komersial dan hunian di dekat pusat transportasi.
Sigit mengatakan moda transportasi berbasis kereta akan menjadi tulang punggung (backbone) transportasi di Jabodetabek. Alasannya, kereta memiliki keunggulan kapasitas daripada moda transportasi lain.
"Main backbone itu kereta karena daya angkut paling besar dan nggak ada bisa ngalahin," ujarnya.
Untuk angkutan pendukung, Kemenhub akan memfasilitasi pengembangan angkutan feeder. Konsep ini mulai terjalin di Bekasi.
Salah satu pengembang properti raksasa di sana bersedia menyediakan angkutan bus berjadwal atau shuttle bus dari pemukiman ke stasiun atau sebaliknya.
"Summarecon sudah bicara dengan kita. Mereka mau bikin shelter bus berjadwal dari pemukiman stasiun sehingga kendaraan cukup ditaruh di rumah," sebutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar