Keluar dari konsorsium, Adhi Karya umumkan akan bangun monorel sendiri
Iwan Kurniawan, Rohimat Nurbaya, Alfin Tofler
(www.fratkin.com)
Empat BUMN tersebut Jasa Marga sebagai pemilik lahan, LEN Industri yang akan menyediakan sinyal monorel, Telkom sebagai penyedia kabel optik, dan Inka sebagai penyedia gerbong kereta api.
Direktur Utama Adhi Karya, Kiswo Dharmawan, mempresentasikan rencana pembangunan monorel ini, di Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN, di hadapan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.
Kiswo berambisi membangun monorel sepanjang 39,36 kilometer dengan rute Bekasi Timur-Cawang, Cibubur-Cawang dan Cawang-Kuningan. Monorel ini menelan biaya sekitar Rp8 triliun dan Adhi Karya berjanji tidak akan menggunakan uang negara. Adhi Karya akan menggandeng bank-bank BUMN untuk mendanai proyek solusi macet Jakarta ini.
Kiswo menjelaskan, proyek monorel BUMN ini tidak akan bentrok dengan proyek Jakarta Monorail. Adhi Karya fokus membangun monorel dari luar kota Jakarta hingga Kuningan, sedangkan rute Kuningan menuju dalam kota Jakarta seperti Kuningan-Palmerah diserahkan kepada Jakarta Monorail, yang menggandeng Kalla Group.
Siswo menjelaskan besaran tarif jalur Bekasi Timur-Cawang dipatok Rp15 ribu. Kemudian Cibubur-Cawang Rp15 ribu, dan Cawang-Kuningan Rp10 ribu. "Ongkos akan naik 10 persen setiap dua tahun," kata Kiswo usai rapat konsorsium di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis, 7 Februari 2013.
Kiswo mengatakan monorel yang diusung perusahaannya akan memberikan banyak manfaat bagi pemerintah dan masyarakat. Monorel ini akan memotong waktu tempuh Bekasi Timur-Kuningan dari sekitar 1 jam jika menggunakan mobil pribadi menjadi 24 menit.
Waktu tempuh ini jelas lebih efektif dan efisien dibanding menggunakan mobil pribadi. Selain itu, monorel dengan nilai investasi Rp8 triliun ini akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang saat ini kebanyakan satu orang satu mobil.
Berkurangnya jumlah pengguna mobil ini, dia melanjutkan, akan bisa mengurangi subsidi BBM yang dikeluarkan pemerintah. Saat ini, rata-rata mobil bergerak 35 kilometer per jam dan mengakibatkan pemborosan subsidi BBM hingga Rp2,5 miliar per hari. "Bayangkan, berapa yang bisa diselamatkan dari pembakaran BBM," katanya.
Monorel ini dapat menampung 94.600 orang per hari untuk ruas Bekasi-Jakarta dan 54.000 orang per hari di ruas Cibubur-Kuningan. Angka ini, menurut Kiswo, dengan durasi pemberangkatan kereta setiap lima menit. "Kalau kita perpendek setiap 2 menit lagi maka bisa meningkat lagi," katanya.
Beroperasi 2015
Lantas kapan selesai? Kiswo berharap pemerintah mengeluarkan Perpres penugasan kepada BUMN untuk membangun monorel ini. Enam bulan dasar hukum tersebut keluar, maka Adhi Karya akan melakukan pembangunan dan dalam waktu 1,5 tahun atau sekitar 2015 monorel ini sudah dapat dioperasikan.
Kiswo menyasar pengguna mobil pribadi dapat berpindah menggunakan monorel. Adhi Karya dan Jasa Marga akan menyediakan tempat parkir di tempat pemberangkatan awal, sehingga pengguna mobil dapat beralih menggunakan monorel menuju Jakarta.
PT Adhi Karya Tbk akan memanfaatkan median jalan tol untuk membangun monorel konstruksinya. Perseroan akan bekerja sama dengan PT Jasa Marga Tbk untuk mengurangi biaya pembebasan lahan.
Kiswo menambahkan, selain tidak memerlukan biaya mahal, penggunaan median jalan tol juga mengurangi gangguan lalu lintas saat pengerjaan konstruksi proyek.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, pembangunan monorel harus segera dilaksanakan karena kemacetan di Jakarta semakin hari kian parah. Menurut dia, sudah banyak pihak yang menyetujui proyek tersebut.
"Yang mudah jangan dipersulit. Kami ini kejar-kejaran dengan kemacetan. Semua mudah kalau kita memang punya niat mendapatkan monorel atau MRT," kata Jokowi usai rapat konsorsium di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis, 7 Februari 2013.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menjelaskan Adhi Karya keluar dari konsorsium Jakarta Monorail agar pemda DKI Jakarta dan Adhi Karya bisa fokus untuk mengembangkan transportasi massal di Jakarta.
"Adhi punya konsep tambahan menyambung rencana yang sudah ada. Jika konsep Adhi disambung dengan Jakarta Monorail maka jaringan monorel akan lebih panjang," katanya.
Ia menjelakan secara sisi bisnis, pembangunan monorel ini dari sisi bisnis kurang menguntungkan karena membutuhkan investasi tinggi namun dengan tiket yang tidak memberatkan masyarakat. Namun, yang penting adalah bagaimana BUMN dapat membantu memecahkan permasalahan kemacetan Jakarta.
"Yang penting Jakarta terbantu dan sekaligus penebusan dosa Adhi Karya. Dengan direksi baru, mudah-mudahan bisa fokus membangkitkan kembali Adhi," katanya.
Untuk masalah perizinan, Dahlan akan segera menemui Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, untuk menyelesaikan masalah. "Izinnya ini menyangkut dua wilayah, Jakarta dan Bekasi. Apakah lebih cepat dikoordinasikan lewat pemerintah pusat nanti akan kita usulkan," katanya. (sj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar