Keluar dari konsorsium, Adhi Karya umumkan akan bangun monorel sendiri
Iwan Kurniawan, Rohimat Nurbaya, Alfin Tofler
Kereta monorel di luar negeri.
(www.fratkin.com)
VIVAnews - Setelah menyatakan keluar dari konsorsium
Jakarta Monorail pada Januari 2013, PT Adhi Karya Tbk, bergerak cepat.
Menggandeng empat BUMN lainnya, Adhi Karya pada 7 Februari 2013
mengumumkan akan membangun monorel sendiri.
Empat BUMN tersebut
Jasa Marga sebagai pemilik lahan, LEN Industri yang akan menyediakan
sinyal monorel, Telkom sebagai penyedia kabel optik, dan Inka sebagai
penyedia gerbong kereta api.
Direktur Utama Adhi Karya, Kiswo
Dharmawan, mempresentasikan rencana pembangunan monorel ini, di
Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN, di hadapan Gubernur DKI
Jakarta, Joko Widodo dan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.
Kiswo
berambisi membangun monorel sepanjang 39,36 kilometer dengan rute Bekasi
Timur-Cawang, Cibubur-Cawang dan Cawang-Kuningan. Monorel ini menelan
biaya sekitar Rp8 triliun dan Adhi Karya berjanji tidak akan menggunakan
uang negara. Adhi Karya akan menggandeng bank-bank BUMN untuk mendanai
proyek solusi macet Jakarta ini.
Kiswo menjelaskan, proyek
monorel BUMN ini tidak akan bentrok dengan proyek Jakarta Monorail. Adhi
Karya fokus membangun monorel dari luar kota Jakarta hingga Kuningan,
sedangkan rute Kuningan menuju dalam kota Jakarta seperti
Kuningan-Palmerah diserahkan kepada Jakarta Monorail, yang menggandeng
Kalla Group.
Siswo menjelaskan besaran tarif jalur Bekasi
Timur-Cawang dipatok Rp15 ribu. Kemudian Cibubur-Cawang Rp15 ribu, dan
Cawang-Kuningan Rp10 ribu. "Ongkos akan naik 10 persen setiap dua
tahun," kata Kiswo usai rapat konsorsium di Kantor Kementerian
Perhubungan, Jakarta, Kamis, 7 Februari 2013.
Kiswo mengatakan
monorel yang diusung perusahaannya akan memberikan banyak manfaat bagi
pemerintah dan masyarakat. Monorel ini akan memotong waktu tempuh Bekasi
Timur-Kuningan dari sekitar 1 jam jika menggunakan mobil pribadi
menjadi 24 menit.
Waktu tempuh ini jelas lebih efektif dan
efisien dibanding menggunakan mobil pribadi. Selain itu, monorel dengan
nilai investasi Rp8 triliun ini akan mengurangi penggunaan kendaraan
pribadi yang saat ini kebanyakan satu orang satu mobil.
Berkurangnya
jumlah pengguna mobil ini, dia melanjutkan, akan bisa mengurangi
subsidi BBM yang dikeluarkan pemerintah. Saat ini, rata-rata mobil
bergerak 35 kilometer per jam dan mengakibatkan pemborosan subsidi BBM
hingga Rp2,5 miliar per hari. "Bayangkan, berapa yang bisa diselamatkan
dari pembakaran BBM," katanya.
Monorel ini dapat menampung
94.600 orang per hari untuk ruas Bekasi-Jakarta dan 54.000 orang per
hari di ruas Cibubur-Kuningan. Angka ini, menurut Kiswo, dengan durasi
pemberangkatan kereta setiap lima menit. "Kalau kita perpendek setiap 2
menit lagi maka bisa meningkat lagi," katanya.
Beroperasi 2015
Lantas
kapan selesai? Kiswo berharap pemerintah mengeluarkan Perpres penugasan
kepada BUMN untuk membangun monorel ini. Enam bulan dasar hukum
tersebut keluar, maka Adhi Karya akan melakukan pembangunan dan dalam
waktu 1,5 tahun atau sekitar 2015 monorel ini sudah dapat dioperasikan.
Kiswo
menyasar pengguna mobil pribadi dapat berpindah menggunakan monorel.
Adhi Karya dan Jasa Marga akan menyediakan tempat parkir di tempat
pemberangkatan awal, sehingga pengguna mobil dapat beralih menggunakan
monorel menuju Jakarta.
PT Adhi Karya Tbk akan memanfaatkan
median jalan tol untuk membangun monorel konstruksinya. Perseroan akan
bekerja sama dengan PT Jasa Marga Tbk untuk mengurangi biaya pembebasan
lahan.
Kiswo menambahkan, selain tidak memerlukan biaya mahal,
penggunaan median jalan tol juga mengurangi gangguan lalu lintas saat
pengerjaan konstruksi proyek.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo,
pembangunan monorel harus segera dilaksanakan karena kemacetan di
Jakarta semakin hari kian parah. Menurut dia, sudah banyak pihak yang
menyetujui proyek tersebut.
"Yang mudah jangan dipersulit. Kami
ini kejar-kejaran dengan kemacetan. Semua mudah kalau kita memang punya
niat mendapatkan monorel atau MRT," kata Jokowi usai rapat konsorsium di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis, 7 Februari 2013.
Menteri
BUMN, Dahlan Iskan, menjelaskan Adhi Karya keluar dari konsorsium
Jakarta Monorail agar pemda DKI Jakarta dan Adhi Karya bisa fokus untuk
mengembangkan transportasi massal di Jakarta.
"Adhi punya konsep
tambahan menyambung rencana yang sudah ada. Jika konsep Adhi disambung
dengan Jakarta Monorail maka jaringan monorel akan lebih panjang,"
katanya.
Ia menjelakan secara sisi bisnis, pembangunan monorel
ini dari sisi bisnis kurang menguntungkan karena membutuhkan investasi
tinggi namun dengan tiket yang tidak memberatkan masyarakat. Namun, yang
penting adalah bagaimana BUMN dapat membantu memecahkan permasalahan
kemacetan Jakarta.
"Yang penting Jakarta terbantu dan sekaligus
penebusan dosa Adhi Karya. Dengan direksi baru, mudah-mudahan bisa fokus
membangkitkan kembali Adhi," katanya.
Untuk masalah perizinan,
Dahlan akan segera menemui Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, untuk
menyelesaikan masalah. "Izinnya ini menyangkut dua wilayah, Jakarta dan
Bekasi. Apakah lebih cepat dikoordinasikan lewat pemerintah pusat nanti
akan kita usulkan," katanya. (sj)